Suatu kali, seorang pendeta muda berkhotbah untuk pertama kalinya. Setelah ia selesai berkhotbah, di salamin oleh seorang pendeta senior. Pendeta senior ini berkata, “Nak, tadi khotbah kamu sangat jelek”. Pendeta muda ini, belajar untuk bersedia diberikan masukan, bertanya, “Kenapa bisa jelek pak?” Pendeta senior tersebut menjawab, “ada 3 alasan mengapa khotbahmu jelek. Pertama, karena kamu membawakannya dengan membaca naskah, Kedua, karena kamu membacanya dengan cara yang sangat buruk. Ketiga, karena naskahnya memang jelek”.
Pendeta senior ini pergi, datanglah seorang jemaat, berkata kepada pendeta muda ini, “Jangan dengarkan dia. Dia hanya mengulang, kritik yang dia selalu denger dari jemaatnya sendiri setiap minggu”.
Artinya, pendeta senior ini mau mengkritik orang, tetapi tidak pernah bersedia dikritik. Itulah kebodohan. Amsal 12:15 (BIS) berkata “Orang dungu merasa dirinya tak pernah salah, tapi orang bijaksana suka mendengarkan nasihat”
September 28, 2009 pukul 9:27 am |
[…] Bersedia Di Kritik […]
Juni 4, 2012 pukul 10:04 am |
Raja Salomo juga menegaskan “Siapa melakukan zinah tidak berakal budi orang yang berbuat demikian merusak diri” Amsal 6 32 .